Skip to main content

Memahami Kekuatan Big Data dan Bagaimana Big Data Mengubah Dunia Kita

Big Data adalah istilah yang merujuk pada jumlah data yang sangat besar dan kompleks, yang sulit dikelola dengan cara-cara tradisional. Di era digital ini, data muncul dari berbagai sumber seperti media sosial, transaksi online, sensor pada perangkat pintar, hingga riwayat pencarian di internet. Jumlah data ini terus bertambah setiap detik.


Mengapa Big Data penting? Karena dari kumpulan data besar ini, kita bisa menemukan pola atau tren yang bermanfaat. Misalnya, perusahaan bisa memahami kebiasaan belanja konsumen, rumah sakit bisa memprediksi tren kesehatan, atau pemerintah bisa melihat data lalu lintas untuk mengatur transportasi lebih baik.

Bayangkan dengan mengintegrasikan pendekatan Big Data pada toko online misalnya, Kita bisa menganalisis data pencarian, tren pembelian, dan perilaku konsumen di media sosial. Hasil analisis ini akan membantu Kita dalam menentukan produk apa yang paling diminati, target pasar yang tepat, hingga strategi pemasaran yang efektif. Singkatnya, Big Data adalah kompas yang akan memandu bisnis Anda menuju kesuksesan.

Secara sederhana, Big Data membantu kita membuat keputusan yang lebih tepat dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari data yang banyak dan beragam.

Big Data Untuk Pengambil Keputusan Bisnis

Bagi pengusaha dan pebisnis, Big Data bisa menjadi aset strategis yang membantu meningkatkan efisiensi dan memperkuat daya saing bisnis. Berikut beberapa poin penting tentang Big Data yang relevan dalam dunia bisnis:

  1. Pemahaman Pelanggan yang Mendalam
    Big Data memungkinkan bisnis untuk memahami preferensi, kebiasaan, dan kebutuhan pelanggan secara lebih mendetail. Data dari media sosial, ulasan produk, dan perilaku pelanggan di situs web dapat dianalisis untuk mendapatkan wawasan yang membantu menciptakan produk atau layanan yang lebih sesuai.

  2. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data
    Dengan Big Data, pengambilan keputusan tidak lagi berdasarkan asumsi atau intuisi saja, tetapi didukung oleh data yang konkret. Ini memungkinkan para pengusaha untuk membuat keputusan yang lebih cepat, tepat, dan sesuai kondisi pasar.

  3. Peningkatan Efisiensi Operasional
    Analisis Big Data dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi di berbagai bagian bisnis. Misalnya, data rantai pasok bisa membantu mengoptimalkan inventaris atau mengurangi biaya pengiriman. Di bidang manufaktur, Big Data dapat mendeteksi masalah pada mesin lebih awal, mengurangi waktu henti produksi.

  4. Prediksi Tren Pasar
    Big Data membantu bisnis memprediksi tren pasar di masa depan. Dengan menganalisis data yang sudah ada, seperti tren pembelian musiman atau perubahan preferensi konsumen, bisnis bisa mempersiapkan strategi yang lebih baik, bahkan sebelum tren tersebut mencapai puncaknya.

  5. Personalisasi Pengalaman Pelanggan
    Big Data memungkinkan bisnis memberikan pengalaman yang lebih personal bagi pelanggan. Misalnya, e-commerce dapat merekomendasikan produk berdasarkan riwayat belanja pengguna, atau layanan streaming yang menyesuaikan rekomendasi film dan musik sesuai selera pelanggan.

  6. Analisis Kompetitor dan Posisi Pasar
    Pengusaha dapat menganalisis data kompetitor dan tren industri secara keseluruhan. Dengan mengetahui posisi pasar, mereka bisa mencari keunggulan kompetitif atau mengisi celah yang belum tergarap oleh kompetitor.

  7. Inovasi Produk
    Big Data juga dapat digunakan untuk inovasi produk dan pengembangan layanan baru. Wawasan yang diperoleh dari data pelanggan dan pasar dapat menjadi inspirasi untuk membuat produk yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.

Penggunaan Big Data memungkinkan bisnis menjadi lebih responsif terhadap perubahan pasar, mengelola risiko dengan lebih baik, dan fokus pada keputusan yang menguntungkan serta mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.

Bagi Pemerintah dan Penentu Kebijakan Publik

Bagi pemerintah dan instansi pemerintahan, Big Data adalah teknologi yang dapat membantu meningkatkan pelayanan publik, mengelola sumber daya dengan lebih efektif, dan membuat kebijakan yang lebih baik. Berikut adalah cara Big Data bermanfaat bagi sektor pemerintahan:

  1. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data

    Pemerintah dapat menggunakan Big Data untuk membuat keputusan yang lebih akurat dan berbasis bukti. Dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti sensus, lalu lintas, dan data kesehatan, pemerintah bisa mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kebutuhan masyarakat.

  2. Meningkatkan Efisiensi Layanan Publik
    Big Data membantu mengidentifikasi area yang perlu perbaikan dalam layanan publik. Misalnya, data pengaduan masyarakat dapat menunjukkan masalah yang sering terjadi, sehingga instansi terkait dapat menindaklanjutinya dengan lebih cepat dan tepat.

  3. Memantau Infrastruktur dan Pengelolaan Kota
    Dengan menganalisis data dari sensor lalu lintas, air, listrik, dan fasilitas umum lainnya, pemerintah bisa memantau infrastruktur secara real-time. Ini memudahkan untuk mengelola dan memperbaiki fasilitas kota, seperti jalan raya atau sistem transportasi, sebelum masalahnya menjadi besar.

  4. Penyusunan Kebijakan Sosial dan Ekonomi
    Big Data memungkinkan pemerintah melihat tren dan pola di masyarakat, seperti perubahan demografi atau situasi ekonomi. Ini dapat membantu dalam penyusunan kebijakan yang lebih tepat, misalnya kebijakan kesejahteraan, bantuan sosial, atau pembangunan wilayah tertentu.

  5. Deteksi Dini dan Tanggapan Bencana
    Big Data memungkinkan pemerintah memprediksi atau mendeteksi dini potensi bencana, seperti banjir atau kebakaran hutan, dengan menganalisis data cuaca, kondisi tanah, dan faktor lainnya. Dengan ini, mereka dapat merespons dengan cepat untuk meminimalkan kerugian dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.

  6. Pencegahan Kejahatan dan Keamanan Publik
    Data besar dapat membantu instansi keamanan untuk menganalisis pola kejahatan, mengidentifikasi daerah rawan, dan merencanakan patroli dengan lebih efektif. Teknologi ini dapat membantu dalam mencegah kejahatan serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Dengan Big Data, pemerintah dapat bekerja lebih efektif dan transparan, serta berfokus pada pelayanan publik yang lebih baik. Teknologi ini membantu pemerintah mendengar suara rakyat, memahami kebutuhan yang mendesak, dan merencanakan program yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Bagi Backend Java Programmer

Bagi Java Backend Programmer, Big Data menawarkan tantangan dan peluang untuk bekerja dengan data dalam skala besar yang memerlukan pendekatan khusus. Berikut adalah beberapa aspek penting tentang Big Data dalam konteks pemrograman backend dengan Java:

  1. Integrasi dan Pemrosesan Data
    Dalam Big Data, data biasanya diambil dari berbagai sumber (misalnya, data transaksi, log server, data sensor) dan dalam berbagai format. Sebagai Java backend programmer, kita perlu mengintegrasikan data ini dengan efisien menggunakan tool dan library seperti Apache Kafka untuk streaming data real-time atau Apache Camel untuk orkestrasi data. Framework seperti Spring Boot juga menyediakan dukungan untuk integrasi Big Data melalui modul Spring Data dan konektor eksternal.

  2. Framework Big Data untuk Java
    Beberapa framework Big Data yang populer di kalangan programmer Java adalah Apache Hadoop dan Apache Spark. Hadoop menyediakan sistem penyimpanan terdistribusi (HDFS) dan model pemrosesan paralel (MapReduce) yang dapat menangani data dalam jumlah besar. Spark adalah framework pemrosesan data yang lebih cepat dan mendukung pemrosesan batch dan streaming, ideal untuk aplikasi yang memerlukan respons cepat.

  3. Database NoSQL untuk Big Data
    Dalam proyek Big Data, programmer sering menggunakan database NoSQL yang lebih fleksibel untuk menyimpan data dalam skala besar dan tidak terstruktur. Database seperti MongoDB, Cassandra, dan HBase memiliki arsitektur terdistribusi yang memungkinkan data dapat diakses secara cepat dalam volume besar. Integrasi dengan Spring Data NoSQL di Java memudahkan implementasi CRUD dan query data.

  4. Pemrosesan Real-Time dan Batch Processing
    Big Data bisa diproses secara batch (data dikumpulkan dan diproses dalam jumlah besar) atau real-time (data diproses saat diterima). Dengan Java, Anda dapat membangun pipeline pemrosesan data real-time menggunakan Kafka atau Spark Streaming. Untuk pemrosesan batch, Hadoop atau Spark RDD dapat digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah besar.

  5. Optimasi dan Skalabilitas
    Big Data sering kali melibatkan pemrosesan data dalam jumlah besar, sehingga pengoptimalan sangat penting. Anda mungkin perlu mempertimbangkan teknik seperti parallel processing, multithreading, dan caching. Skala aplikasi backend juga perlu diperhatikan dengan teknik horizontal scaling, sehingga sistem tetap mampu menangani peningkatan beban data.

  6. Analitik dan Machine Learning
    Big Data membuka peluang untuk analitik dan penerapan machine learning. Framework seperti Apache Mahout atau integrasi Apache Spark MLlib memungkinkan Java backend programmer membangun model machine learning di atas data besar. Hasil analitik atau model ML ini dapat digunakan untuk memberikan insight berharga atau fitur personalisasi pada aplikasi.

  7. Manajemen Workflow Data dengan Apache Airflow
    Untuk orkestrasi alur kerja data, Apache Airflow dapat diintegrasikan dengan Java untuk membuat pipeline ETL (Extract, Transform, Load) atau ELT (Extract, Load, Transform) yang dapat berjalan terjadwal. Ini memudahkan pengelolaan dan pemantauan proses data yang kompleks.

Mengembangkan aplikasi Big Data di Java berarti bekerja dengan data dalam jumlah besar dan memastikan sistem backend mampu menangani beban kerja tinggi, berintegrasi dengan berbagai jenis data, dan menyajikan hasil dengan cepat. Dengan pengetahuan Big Data, Java backend programmer dapat membuat aplikasi yang scalable, efisien, dan mendukung kebutuhan analitik di era digital ini.

Untuk Database Engineer

Bagi Database Engineer, Big Data membawa tantangan baru dalam hal volume, kecepatan, dan keragaman data yang memerlukan strategi dan teknologi khusus dalam manajemen basis data. Berikut adalah beberapa aspek penting tentang Big Data yang relevan bagi Database Engineer:

  1. Pemilihan Arsitektur Database yang Tepat
    Dalam Big Data, data sering kali tidak terstruktur atau semi-terstruktur, sehingga arsitektur database relasional tradisional (SQL) tidak selalu efektif. Database Engineer perlu mempertimbangkan penggunaan database NoSQL seperti MongoDB (dokumen), Cassandra (kolom lebar), atau HBase (kolom lebar di ekosistem Hadoop). Setiap jenis NoSQL memiliki keunggulan yang berbeda, seperti skalabilitas horizontal atau kemampuan menangani data terdistribusi.

  2. Manajemen Data Terdistribusi
    Big Data biasanya memerlukan arsitektur yang terdistribusi agar dapat menampung dan mengolah data dalam skala besar. Database Engineer perlu memahami bagaimana menyebarkan data secara efisien di beberapa node menggunakan sistem seperti Hadoop Distributed File System (HDFS) atau Apache Cassandra, di mana data dipecah ke beberapa lokasi untuk meningkatkan skalabilitas dan ketahanan.

  3. Pemrosesan Data Batch dan Real-Time
    Database Engineer sering bertanggung jawab mengelola pipeline pemrosesan data yang melibatkan pemrosesan batch dan real-time. Pemrosesan batch, yang biasa digunakan di Hadoop, memungkinkan pengolahan data dalam jumlah besar sekaligus. Sementara itu, pemrosesan real-time, yang bisa diterapkan dengan Apache Kafka dan Apache Spark Streaming, memungkinkan penanganan data yang terus-menerus mengalir, seperti data sensor atau log aktivitas.

  4. Optimasi Query dan Pemrosesan Data
    Dalam skenario Big Data, performa menjadi sangat penting. Optimasi query di database NoSQL atau Hadoop sering kali melibatkan teknik khusus seperti sharding (pembagian data) dan indexing untuk mempercepat query. Misalnya, pada Cassandra atau MongoDB, strategi indexing yang tepat dapat mempercepat waktu respons untuk data yang sangat besar. Selain itu, Database Engineer perlu memahami MapReduce di Hadoop untuk mengoptimalkan pemrosesan paralel.

  5. Penggunaan Data Warehousing
    Big Data sering kali membutuhkan sistem data warehousing yang terpisah, terutama untuk keperluan analitik. Data warehouse modern seperti Amazon Redshift atau Google BigQuery dirancang untuk menganalisis data besar dan mendukung kebutuhan pelaporan serta analitik dengan lebih efisien. Integrasi data dari berbagai sumber melalui ETL (Extract, Transform, Load) juga menjadi penting.

  6. ETL (Extract, Transform, Load) dan Orkestrasi Data
    Database Engineer perlu membangun pipeline ETL yang efisien untuk mengambil data dari berbagai sumber, melakukan transformasi, dan memuatnya ke sistem Big Data. Tool seperti Apache NiFi, Apache Airflow, atau Talend digunakan untuk mengatur workflow data secara otomatis dan memastikan data yang diambil selalu up-to-date serta dalam format yang siap dianalisis.

  7. Keamanan dan Privasi Data dalam Skala Besar
    Mengelola Big Data juga berarti menjaga keamanan dan privasi data dalam volume besar. Database Engineer perlu memahami konsep seperti enkripsi data, kontrol akses berbasis peran, dan audit logging untuk memantau akses ke data. Dengan pertumbuhan regulasi seperti GDPR, menjaga privasi data pelanggan menjadi semakin penting, terutama untuk data besar yang mencakup data pribadi.

  8. Monitoring dan Pemeliharaan Kinerja
    Database Engineer bertanggung jawab atas monitoring kinerja database Big Data secara menyeluruh. Alat seperti Prometheus, Grafana, atau Elasticsearch dapat digunakan untuk melacak performa dan melakukan pemeliharaan sistem secara proaktif. Pemantauan ini membantu memastikan kinerja optimal dan mendeteksi potensi hambatan pada sistem sejak dini.

Dengan Big Data, seorang Database Engineer tidak hanya fokus pada penyimpanan data, tetapi juga pada bagaimana mendesain arsitektur yang dapat mengelola data dalam skala besar dengan aman, cepat, dan terstruktur. Pengetahuan tentang ekosistem Big Data membantu mereka menciptakan sistem yang robust dan scalable, yang mendukung kebutuhan analitik dan pengambilan keputusan berbasis data bagi bisnis.

 Untuk Infrastructure Architect Engineer

Bagi seorang Infrastructure Architect Engineer, Big Data membawa tantangan unik dalam hal desain dan pengelolaan infrastruktur yang skalabel, andal, dan responsif. Infrastruktur Big Data tidak hanya harus mampu menampung volume data yang besar, tetapi juga mendukung pemrosesan yang cepat dan pengambilan keputusan yang efisien. Berikut beberapa aspek penting tentang Big Data dalam konteks Infrastruktur Arsitektur:

  1. Desain Arsitektur Skala Besar
    Infrastruktur Big Data harus dirancang untuk menangani pertumbuhan data yang cepat dengan memperhatikan skalabilitas horizontal, di mana Anda dapat menambah server atau node baru untuk menangani beban kerja yang lebih besar. Infrastruktur ini sering memanfaatkan cluster terdistribusi, misalnya dengan Hadoop Distributed File System (HDFS) atau menggunakan solusi cloud seperti Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform (GCP), atau Microsoft Azure.

  2. Pemilihan Teknologi Pemrosesan dan Penyimpanan Data
    Infrastruktur Big Data mencakup pemrosesan batch, pemrosesan real-time, serta penyimpanan data jangka panjang. Anda mungkin perlu menggabungkan berbagai teknologi seperti:

    • Hadoop atau Apache Spark untuk pemrosesan batch.
    • Apache Kafka untuk pemrosesan data streaming secara real-time.
    • NoSQL databases seperti Cassandra atau MongoDB untuk penyimpanan data yang fleksibel dan cepat.
    • Data lake atau data warehouse untuk analitik, seperti Amazon S3 dan Redshift, atau Google BigQuery.
  3. Automasi dan Orkestrasi
    Mengelola infrastruktur Big Data memerlukan automasi yang tinggi untuk mempercepat deploy dan scaling. Infrastructure as Code (IaC) dengan tool seperti Terraform atau Ansible memungkinkan infrastruktur dibuat, dikonfigurasi, dan dikelola secara otomatis. Selain itu, orkestrasi pipeline data menggunakan Apache Airflow atau Kubernetes juga penting untuk menjalankan aplikasi Big Data dalam container yang mudah di-scale dan di-maintenance.

  4. Keamanan dan Compliance
    Keamanan adalah komponen penting dalam infrastruktur Big Data. Sistem harus dapat mengelola data sensitif dengan aman, terutama mengingat regulasi seperti GDPR atau CCPA. Ini mencakup implementasi enkripsi data (baik saat data sedang ditransmisikan maupun saat disimpan), kontrol akses berbasis peran, dan audit log. Infrastruktur juga harus mendukung segmentasi jaringan dan firewall untuk mencegah akses yang tidak sah ke data.

  5. Pengelolaan Penyimpanan Data yang Efisien
    Big Data memerlukan ruang penyimpanan yang sangat besar, sering kali dalam bentuk data lake atau data warehouse. Infrastruktur Architect perlu mengelola ruang penyimpanan dengan mempertimbangkan format data yang efisien (seperti Parquet atau ORC) dan juga strategi kompresi untuk menghemat ruang. Selain itu, tiered storage atau penyimpanan berjenjang bisa diterapkan untuk memindahkan data yang tidak sering diakses ke penyimpanan yang lebih murah.

  6. Ketersediaan dan Disaster Recovery
    Infrastruktur Big Data harus memiliki tingkat fault tolerance dan disaster recovery yang tinggi karena downtime bisa berdampak pada analitik dan operasional bisnis. Infrastruktur seperti cluster Hadoop atau Kafka dirancang untuk memiliki redundancy dan failover otomatis. Dengan replikasi data di beberapa wilayah atau zona, data tetap aman bahkan jika terjadi kegagalan server.

  7. Monitoring dan Optimasi Kinerja
    Infrastruktur Big Data memerlukan sistem monitoring yang kuat untuk memantau kinerja, kapasitas, dan deteksi kesalahan. Tool seperti Prometheus, Grafana, atau layanan cloud monitoring (misalnya, AWS CloudWatch) digunakan untuk memantau seluruh elemen infrastruktur, mulai dari penggunaan CPU dan RAM hingga kinerja jaringan dan disk I/O. Pemantauan ini membantu dalam pengaturan autoscaling dan alokasi sumber daya yang lebih efisien.

  8. Dukungan Cloud dan Hybrid Environments
    Banyak perusahaan menggunakan pendekatan hybrid cloud untuk Big Data, memadukan data center lokal dengan layanan cloud. Sebagai Infrastructure Architect, Anda perlu mengonfigurasi sistem untuk mengelola data di lingkungan hybrid, termasuk sinkronisasi data, latensi rendah, dan manajemen biaya yang efisien.

Dengan menguasai elemen-elemen ini, seorang Infrastructure Architect Engineer dapat mendesain infrastruktur yang tidak hanya mampu menampung data dalam jumlah besar, tetapi juga mendukung analitik real-time dan batch processing, memastikan data selalu aman, serta memberikan skalabilitas yang diperlukan seiring dengan bertambahnya volume data.

Penutup

Big Data telah menjadi komponen krusial dalam berbagai sektor, membawa transformasi signifikan dalam cara data dikumpulkan, disimpan, dan dianalisis. Dengan volume yang sangat besar, kecepatan yang terus meningkat, dan variasi data yang beragam, Big Data membutuhkan pendekatan khusus di setiap tingkat operasional—mulai dari pengembangan aplikasi, arsitektur infrastruktur, hingga penyimpanan dan pengelolaan data.

Untuk Java Backend Programmer, Big Data berarti mengintegrasikan dan memproses data secara efisien dalam aplikasi, menggunakan framework yang sesuai, dan mengoptimalkan query serta pemrosesan real-time. Database Engineer perlu memahami sistem penyimpanan terdistribusi dan database NoSQL untuk memastikan data besar dapat diakses dan dikelola dengan efisien. Sementara itu, Infrastructure Architect Engineer bertanggung jawab membangun infrastruktur yang scalable dan reliable, dengan memperhatikan automasi, keamanan, pemantauan, serta ketersediaan tinggi.

Secara keseluruhan, Big Data bukan hanya soal menampung data dalam jumlah besar tetapi juga soal bagaimana mengolah, mengoptimalkan, dan mengamankan data tersebut untuk mendapatkan nilai bisnis yang signifikan. Melalui pendekatan yang tepat, setiap peran dapat berkontribusi untuk mewujudkan sistem Big Data yang efisien, responsif, dan siap mendukung pengambilan keputusan berbasis data yang lebih baik dan lebih cepat. Dengan memanfaatkan Big Data, organisasi dari berbagai sektor dapat mengubah data menjadi aset strategis yang membawa dampak nyata dalam operasional dan pengembangan bisnis mereka di era digital ini.

Comments

Popular posts from this blog

Numpang Kerja Remote dari Bandung Creative Hub

Semalam kemarin (09 Januari 2019) tidak sengaja kami sekeluarga lewat Bandung Digital Hub saat pulang dari Fish Wow Cheeseee  yang di Jl. Lombok. Bandung Digital Hub ini sendiri berlokasi tidak jauh dari dari tempat kami makan tersebut, yaitu berlokasi di Jl. Laswi No.7, Kacapiring, Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40271. Berhubung untuk bulan Januari 2019 ini sedang tidak masuk ke kantor maka saya putuskan untuk besoknya (hari ini 09 Januari 2019) nyoba untuk bekerja remote dari Bandung Digital Hub , apalagi istri yang kebetulan follower pak Ridwan Kamil di Instagram juga Facebook dan tampaknya pernah lihat ulasan mengenai tempat ini sehingga tampak antusias supaya saya datang ketempat ini ini dan mencoba bekerja dari gedung creative hub dan coworking yang keren ini.  Tempat Parkir Masalah utama saat kita datang ke coworking space terutama yang berlokasi di Bandung (atau mungkin kota-kota lainnya) adalah lahan parkir, kadang lahan parkir ...

Numpang Kerja Remote dari Bandung Digital Valley

Satu lagi co-working place  gratisan dan keren yang cukup populer dikota Bandung, co-working place yang juga memberikan fasilitas tempat kerja (co-working place) dan fitur-fitur menarik lainnya,  co-working place keren  ini adalah Bandung Digital Valley atau yang sering disingkat BDV . C o-working place  Bandung Digital Valley ini  merupakan bagian dari Telkom , mulai aktif digunakan dari sekitar tahun 2012 lalu .  Tempat ini biasanya menjadi tempat favorit bagi para pengiat startup, freelancer, dan mahasiswa . Gedung BDV Gedung BDV Gedung BDV Co-working space Bandung Digital Valley ini sendiri berlokasi di Menara Bandung Digital Valley, Jl. Gegerkalong Hilir No.47, Sukarasa, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat, detailnya bisa dilihat di Google map berikut. Pemandangan jalan setelah pintu satpam. Free Co-working Space Membership Untuk mulai menggunakan fasilitas co-working space ini secara gratis maka yang pe...

Membuat Authentikasi Berbasis Token pada Spring Boot dengan Spring Security dan JWT

Setelah beberapa kali mencari tutorial tentang otentikasi aplikasi web Spring Boot dengan menggunakan JWT yang mudah dipahami akhirnya saya menemukan artikel berbahasa Inggris tapi sangat mudah dipahami  dan diikuti, artikel tersbut berada disini , dengan judul " Spring Boot Token based Authentication with Spring Security & JWT ". Untuk memudahkan orang-orang yang terbiasa membaca artikel dalam bahasa indonesia (termasuk saya sendiri), artikel ini saya buat dan susun ulang (artikel aslinya tidak tertulis dengan runtut dan dapat membuat pemula bingung dengan berbagai error yang muncul) supaya lebih mudah untuk diikuti dan dapat di gunakan bersama. Applikasi yang akan kita buat adalah aplikasi web yang setiap endpoint-nya hanya bisa di akses oleh role tertentu. 1. Tools Yang Diperlukan IntelliJ Idea text editor. Spring Assistant Plugin. Postman. PostgreSQL + DBeaver. Min Java 8 Spring Boot 2.1.8 (dengan Spring Security, Spring Web, Spring Data JPA). jjwt 0.9.1. Maven 3.6.1....